Pages

Subscribe:

Labels

Rabu, 24 Februari 2016

sebuah konsekwensi dari suatu pilihan

Pada awal penciptaan manusia pertama, terjadi sebuah polemik, ditunjukan adanya dialog antara allah swt dan para malaikat. polemik seperti adalah bentuk dari sebuah contoh dinamika kehidupan, dimana rencana Allah sebagai khaliq yang maha mengetahui akan semua mahluknya dipertimbangkan keputusan-Nya oleh para malaikat. hal itu tertulis dalam surat albaqoroh.

kata kholifah bukan sebuah hal yang sederhana, dalam pandangan para malaikat, terlebih lagi seorang kholifah dibumi. lepas dari sebuah latar belakang pengetahuan malaikat yang terbatas, atau adanya pengalaman. namun sikap reaktif dari para malaikat menunjukan adanya sikap kontra mereka sambil mengatakan



disini terlihat adanya sebuah nilai, yang terlahir dari sebuah keyakinan atau i'tiqod. selain kata kholifah, tapi adapula kata man yufsidu.. dan nusabbihu.. 
nilai yang dilahirkan menunjukan bahwa malaikat merupakan mahluq ciptaan, yang dimaksudkan tanpa sebuah pilihan kecuali taat kepada Allah Swt. atau disebut juga تكوينا. hal ini tentu saja berbeda dengan keberadaan jin dan manusia yang diciptakan dengan tujuan untuk sebuah pilihan, yaitu syariat atau dikatakan sebagai تشريعا. 

iblis yang merupakan bagian dari jin, terbentuk sebagai mahluk yang setara dengan manusia. hal itu bisa dilihat dari bagaimana ia membangkang terhadap perintah allah swt untuk sujud kepada adam as. malah ia justru meminta penangguhan pada allah dan berjanji akan menggoda anak cucu manusia yang menyebabkannya dikeluarkan dari surga. disini pula allah mengajarkan bahwa iblis adalah mahluk yang akan menjadi musuh dari manusia yang taat pada allah.
ajaran allah tentang kedudukan iblis sebagai musuh manusia ini disebut dengan mashdar ilahi, atau kita sebut dengan sumber pengetahuan dari allah.

sebuah pertanyaan terbersit dalam diri kita, mengapa iblis hanya ingin menggoda manusia, dan tidak kepada para malaikat juga? bukankah mereka juga sama-sama yang taat pada allah swt? hal ini menunjukan bahwa malaikat bukanlah mahluk yang diciptakan sama seperti manusia dan jin yang didalamnya juga iblis. para malaikat hanya diciptakan hanya dengan 1 pilihan, yaitu taat pada Allah. sedangkan manusia dan jin diciptakan dengan 2 pilihan, taat atau membangkang.

adam dan hawa diciptakan bukan tanpa tujuan tentunya, maka tujuan inilah yang menentukan sebuah konsekwensi dari sebuah penciptaan. ketika adam dan hawa diperintahkan untuk tinggal disurga, dengan sebuah konsekuensi tidak mendekati sebuah pohon. maka dari sinilah iblis menggoda mereka dengan sebuah godaan, "bahwa tidaklah allah melarang kalian berdua makan sesuatu dari pohon itu selain agar kalian menjadi malaikat atau mahluk abadi". 
saat itu pula manusia berpikir dengan akalnya akan sebuah nilai " keabadian" yang hal ini menjadi pilihan manusia. dan berakhir dengan sebuah konsekensi terlahir dari pilihannya, terhina dan malu. hal itu disebabkan oleh mahluk yang sudah jelas menjadi musuhnya. 
cara manusia membuat kesimpulan dengan pikirannya inilah yang disebut dengan mashdar basyari, atau disebut juga sumber pengetahuan yang berasal dari akal pikir manusia yang terbatas.

bersambung..