Pages

Subscribe:

Labels

Minggu, 21 Februari 2016

Menepis Anggapan, Menuai Harapan



akhir-akhir ini saya sering didatangi ditelpon oleh seseorang yang ingin sekali melanjutkan studinya di luar negeri, tak lain dan tak bukan adalah murid saya. maklum karena memang ia sedang mempersiapkan administrasi kelengkapan untuk pendaftaran universitas di timur tengah. timur tengah memang merupakan tempat yang cocok untuk menimba ilmu apapun itu, terutama agama. karena di timur tengah inilah allah menurunkan para nabinya. sehingga secara lingkungan sangat mendukung untuk mempelajari agama, terlebih lagi bahasa arab yang ia merupakan bahasa agama islam, bahasa alquran dan bahasa daerah tersebut.


mimpi kuliah di timur tengah memang sudah lama saya idamkan sejak lulus pondok pesantren di gontor. universitas islam madinah adalah impian saya melanjutkan studi saat itu. tak ada universitas yang paling saya idamkan selain lembaga yang berada di kota nabi di kuburkan. bukan hanya karena keilmuannya yang menjanjikan, tapi beasiswanya yang menggiurkan, terlebih lagi bisa selalu mengunjungi makam nabi Muhammad SAW. dan umroh serta haji ke baitullah. rasanya tak ada kota yang paling dirindukan saat itu selain 2 kota suci ini.

saat masa studi kadaluarsa ijazah tingkat smu berakhir, datang masa ijazah s1. mimpi kuliah di UIM dikubur sudah, karena menurut perhitungan usia dan umur ijazah sudah tidak memungkinkan. kini harapan itu berganti menuju univesitas raja saudi. atau lebih dikenal KSU di ibu kota, Riyadh. banyak orang yang mengatakan bahwa mengambil jenjang s2 s3 di negeri orang, terutama timur tengah adalah sebuah hal yang mustahil, dikarenakan setiap kampus disana hanya akan menerima lulusan tingkat strata alumni mereka sendiri. ungkapan inilah yang selalu menjadi penghalang bagi para pencari harapan ke timur tengah. padahal tidak semua universitas memberlakukan aturan demikian. diantara universitas yang membuka harapan itu adalah KSU. universitas ini membuka jenjang s2 atau s3 untuk para pelajar non arab yang hendak melanjutkan studi dalam bidang apapun, namun persyaratan standar internasional berlaku, yakni toefl, ielts, gmat atau yang lainnya.

mengejar mimpi mendapatkan beasiswa memang memerlukan sebuah keyakinan kuat dan tekad, tentunya mesti dibarengi dengan doa yang kuat pula. tak lupa bersyukur adalah rahasia dari sebuah kesuksesan, karena bisa jadi Allah tak memberikan wujud dari mimpimu, karena kamu tak pernah belajar bagaimana menjadi seorang yang mudah bersyukur. selanjutnya hilangkan anggapan-anggapan orang lain tentang mimpi kita, hiraukan orang-orang yang mengatakan ketidak mungkinan, pemimpi sejati selalu meyakini tak ada yang tak mungkin, selama Allah menghendaki. karena segala apa yang ada didunia ini penuh misteri, bukankah Allah terlah membuktikan bahwa api yang panas tak dapat membakar nabi Ibrahim As. dan air laut tak dapat menenggelamkan Nabi Musa As. serta Burung merpati jg sarang laba-laba bisa mengelabui orang-orang quraisy dari keberadaaan nabi Muhammad SAW yang hendak dibunuh.

mimpi itu bukanlah sebuah angan-angan kosong, ia tak ubahnya adalah harapan yang selalu dinanti wujudnya. wallahu 'alam..

Antara Api & Air (1)



malam hari di negeri syam yang sunyi diselimuti hawa dingin yang menusku setiap jengkal tubuh dan tulang membuat badan sedikit tak berdaya tuk tidak berusaha mendapatkan kehangatan, walau dari balik selimut atau hangatnya dafaya si penghangat ruangan. tapi kedinginan tu tak berhenti disana, ia menjalar ke pikiran yang selalu mengirimkan sinyalnya ke perut sehingga selalu manjadikannya lapar. tak ada solusi tuk lapar selain makan, dan tak ada makanan selain memasak. maka keputusan memasak nasi adalah solusi bagi manusia indonesia yang lapar ini. terlebih lagi hari ini bagian tinggal dirumah sahabat, menemaninya yang seolah-olah kesepian
menunggu waktu kedatangan istrinya.
kali ini magiccom sebagai alat canggih menanak nasi tak didapatkan, karena memang tak ada alat yang lebih canggih serta murah selain barang indonesia, walaupun sebenarnya bukan buatan negeri seribu pulau itu. maka panci adalah jawabannya. tanpa dasar pengalaman nasi pun dimasukan beserta air ditaruh diatas api yang besar. sebuah pikiran logis mengalir bahwa api yang besar dapat dengan cepat mematangkan nasi. 30 menit sudah api membakar dan memanaskan panci, sebuah bau gosong pun menhalir ke hidung, menandakan bahwa nasi sudah jadi dan terjadi proses overheat. itulah kira-kira yang terbersit dalam benak. namun saat nasi dicicipi yang terjadi adalah nasi setengah matang dengan tingkat kegosongan 30%.

peristiwa diatas sejenak membuat sebuah keheranan, tapi juga memberikan pelajaran penting dalam hidup.
1. bahwa api bukan tugas untuk mematangkan tapi memanaskan, atau membakar.

2. dengan api yang besar bukan berarti proses menanak nasi menjadi lebih cepat, tapi justru menjadikannya overheat. bahkan bisa jadi kebakaran.

3. yang mematangkan nasi adalah proses hantaran panas dan waktu yang lama.

dalam hidup terkadang kita selalu menganggap bahwa cobaan rintangan adalah api yang membuat kita matang. bahkan sudah bukan jadi rahasia lagi, saat seseorang menggambarkan sebuah proses penggemblengan dalam dunia pendidikan diibaratkan sebuah proses pemanasan bongkahan emas yang bercampur dengan batu yang berakhir mencairkan. atau contoh lainnya sebuah proses pembentukan besi dari bibit besi yang tercampur dengan pasir. dengan bantuan panas tinggi emas atau besi akan terpisah dan menghasilkan kemurniannya.
penulis mengganggap bahwa penggemblengan hanya bersifat penyaringan atas potensi dan pembentukan jati diri. tapi kematangan tetap tidak bisa tanpa cara yang pas dan kadar yang pas. seperti halnya air dan api dalam sebuah wajan contoh memasak nasi diatas.

air dalam dunia pendidikan bagaikan ilmu dan hikmah yang terus diberikan pada peserta didik oleh para pendidik langsung maupun tidak langsung. air ini bersifat menenangkan pikiran, melembutkan hati, menumbuhkan cinta dan mimpi serta mencerahkan masa depan.
api dalam dunia pendidikan bagaikan tempaan hidup, penugasan, bersifat membakar diri yang angkuh, menempa hati yang keras, dan mendisiplinkan diri.

maka sebuah kesimpulan didapatkan, bahwa dalam dunia pendidikan air dan api tak akan lepas dari fungsinya yang saling mempengaruhi dan melengkapi.