Kehidupan yang dijalani setiap
manusia, tak akan luput dari namanya kesalahan. Dari sebuah kesalahan itu
manusia ada yang berpikir dan mengambil pelajaran, namun ada pula yang tidak
menyadari bahkan masa bodoh atas kesalahan tersebut.
Dari berbagai kesalahan itu temasuk
pada golongan maksiat, dan dinamai dosa. Namun dosa yang diperbuat oleh manusia
tidak akan berarti apa-apa didepan sang kholiq, jika disertai dengan mohon
ampunan.
Rasulullah SAW bersabda:
كل ابن ادم خطاء، وخير
الخطائين التوابون.
“Setiap anak
adam pasti berbuat kesalahan dan dosa.
Dan sebaik-baiknya orang yang berdosa adalah orang yang bertaubat“.
Hadis diatas menunjukan akan kejelasan posisi
manusia di dunia yang tak lepas dari dosa.
Sebuah konsekwensi dari dosa itu adanya sebuah peringatan, atau hukuman.
Maka hukuman yang Allah berikan bukan
semata-mata Allah benci, melainkan sebuah peringatan dan konsekwensi dari
sebuah perbuatan. Allah mengajarkan kita sebuah hukum kausalitas, yang itu
semua akan dihadapi manusia didunia ini. Namun terkadang manusia lupa bahwa
hukuman yang Allah berikan didunia ini melainkan adalah bentuk kasih sayang Allah
dan pembelajaran dari-Nya. Ia ingin memberikan sebuah pelajaran penting bahwa
siksa dunia yang tidak seberapa itu adalah akibat dari sebuah perbuatan
dosa yang manusia perbuat. Sehingga harapannya ia akan cepat menyadari dan bertaubat
serta kembali pada lindungan Allah swt.
Sabda Rasulullah SAW. :
إذا أراد الله بعبده
خيرا عجل له العقوبة في الدنيا، وإذا اريد بعبده شرا أمسك عنه بذنبه, حتى يوافي به
يوم القيامة.
“Apabila Allah
menghendaki kebaikan pada hambanya, maka ia akan segerakan hukuman bagi
hambanya di dunia ini, dan apabila Allah menghendaki keburukan bagi hambanya,
ia akan menahan siksa atas dosanya sampai ia penuhi di hari kiamat “.
Hadis diatas menunjukan bahwa sangat tidak
dapat kita pungkiri atas luasnya rahmat Allah, saat manusia berbuat dosa
pada-Nya, Ia masih tetap membuka pintu taubat, atau bahkan ia tunda sampai
manusia bertaubat atas segala dosanya. Namun sayang, manusia selalu saja
berburuk sangka pada tuhannya. Manusia mengira bahwa apa yang ia alami dalam
dunia ini adalah karena takdir tuhannya, atau bahkan manusia berkata “bahwa Allah
membenciku”.
Na’udzubillah tsumma na’udzubillah, kita berlindung pada Allah atas
segala dengki dan penyakit hati ini, semoga Allah senantiasa membimbing kita
dan menjadikan kita menjadi orang yang selalu sabar dan bersyukur atas ni’mat
dari-Nya, amin.
Wallahu a’lam..